Saya suka menjelajah makanan jalan di Jakarta, khususnya mie ayam pangsit. Kadang pernah sampai perut mules karena salah memilih. Namun ada satu mie ayam pangsit yang sampai sekarang masih suka saya makan. Penjualnya suka dipanggil “Pakde.” Si Bapak ini selalu berjualan trotoar di depan halte bus samping fX Sudirman.
Setiap kali saya mampir ke fX, saya malah lebih sering jajan mie ayam pangsit ini daripada makanan semi mewah di dalam mall. Satu porsinya hanya sepuluh ribu rupiah (tanpa bakso). Bagi saya, satu hal utama yang membuat sebuah mie ayam masuk kategori enak adalah si penjual tidak mencampur daging ayamnya dengan tulang. Itu sangat mengganggu. Mood makan langsung turun kalau tiba-tiba gigi harus menggigit dan memisahkan tulang dari dagingnya. Nah, mie ayam pangsit Pakde selalu aman dari tulang ayam.
Kalau mau mencoba, sebaiknya kalian datang antara jam 15:30-17:30, karena umumnya lewat jam itu, stok jualannya suka sudah habis. Banyak orang kantor yang membeli borongan dan dibungkus. Di antara para penjual kaki lima di trotoar itu, si mie ayam pangsit ini yang selalu habis duluan. Kalau kalian mendapatkan di depan halte sudah tidak ada gerobaknya, itu tandanya kalian kurang cepat datangnya. Si penjual sudah pulang menikmati hasil dagangannya.
Secara rasa mungkin enak ya mas, tapi secara higienis rasanya gimana gitu pake stereoform dalam kondisi masih panas.
Yang enak-enak emang biasanya gak higenis hahaha.. 😀
Paling aman sih makan di sana, karena makannya pake mangkok, gak pake stereofoam.
sekarang pindah di jalan sebelah hotel century, maauk jalan pintu 1 senayan