Ini sebetulnya cerita minggu lalu. Sudah beberapa minggu belakangan ini kepala saya suka pusing. Kadang saya berpikir kalau saya yang memang kecapaian. Namun saya merasa mendingan ketika kacamata saya lepas. Sudahlah, saya langsung bisa simpulkan, lensa kacamata saya pastilah sudah bermasalah. Memang sudah lama sekali sejak saya ganti terakhir kali. Pasti ada baret-baret di lensa (yang sepintas tak terlihat), tapi sebenarnya mengganggu hingga membuat kepala saya pusing.
Puluhan tahun lalu, awal saya memakai kacamata, saya membelinya di optik terkenal. Saya sebut sajalah ya, Optik Melawai. Memang setiap kali saya mengganti lensa baru, saya selalu diminta untuk menunggu beberapa hari. Beberapa tahun terakhir ini, setelah saya tahu kalau di ITC Mangga Dua bisa ditemukan puluhan kios optik, saya membeli lensa dan kacamata baru di sana. Murah meriah, bahkan untuk merk terkenal sekalipun. Kalau budget terbatas, bisa pilih kualitas KW supernya, yang hampir nggak bisa dibedakan sama sekali dengan aslinya.
Untuk harga memang kios-kios ITC Mangga Dua nggak ada yang ngalahin. Bahkan mereka bisa menjual merk-merk terkenal yang nggak akan bisa ditemukan di Optik Melawai, Seis, atau Tunggal. Yang lebih luar biasa adalah, mereka sanggup mengganti lensa kacamata baru hanya dalam satu jam. Pernah suatu waktu, mereka tidak bisa menyelesaikannya dalam satu jam, mereka malah berjanji akan mengirimkannya ke saya esok hari. Diantar ke rumah!
Nah, minggu lalu saat saya mau ganti kacamata. Sebetulnya nggak masalah saya mencari lensa kembali di ITC Mangga Dua. Satu hal yang membuat saya ragu membeli di sana adalah proses pengecekan matanya. Nggak meyakinkan soalnya. Meski mereka punya alat pengecek ukuran lensa, ruang kios yang terbatas membuat mereka memanfaatkan cermin untuk mengatur jarak tembakan antara mata ke tulisan yang harus saya baca. Kesannya jadi nggak presisi.
Saya pun mencoba lebih dahulu ke optik-optik terkenal, seperti Melawai, Seis, dan Tunggal. Ya siapa tahu setelah bertahun-tahun, optik-optik ini sudah punya pembaharuan servis, seperti ganti lensa kacamata yang bisa ditunggu. Kenyataannya, setelah saya menelpon dan mendatangi masing-masing optik, servis mereka tak berubah sama sekali. Untuk lensa plastik, mereka butuh waktu 3 hari, sementara lensa kaca mereka butuh waktu 5 hari. Ternyata tidak semua optik terkenal ini punya mesin potong lensa. Untuk optik yang punya mesin potong lensa, mereka memang bisa melakukan servisnya dalam satu jam, dengan asumsi mereka punya stok lensanya. Sayangnya, nggak semua jenis lensa mereka siap. Untuk yang nggak punya mesin potong, lensa akan dibawa ke laboratorium masing-masing. Makanya butuh waktu lama.
Kacamata kan sudah barang konsumsi umum. Agak aneh kalau optik-optik ini belum bisa menanganinya, sementara optik kelas kios ala ITC Mangga Dua bisa melakukannya. Bukan hanya ITC Mangga Dua. Kios-kios semacam ini dengan servis serupa bisa ditemukan di ITC Cempaka Mas, Blok M, hingga ITC Kuningan. Hampir semua kios punya mesin potong lensa. Yang nggak punya akan berkolaborasi dengan yang punya. Demikian pula dengan stok lensa. Kalau satu kios nggak punya stoknya, ia akan mencarinya di kios sebelah. Saling membantu satu sama lain dalam berbisnis.
Setelah membandingkan antara optik terkenal dan optik kelas kios, saya jadi bingung, kenapa masih banyak orang yang lalu memilih optik terkenal ya? Di optik kelas kios, harga lensa jelas lebih. Servis lebih cepat. Kalau mau gaya-gayaan, banyak kacamata kelas KW super yang sangat murah bisa ditemukan. Kalau mau beli yang original pun, di optik kelas kios juga bisa ditemukan dengan harga yang lebih murah daripada optik terkenal.
Memang sih kalau ngomongnya QC (quality control), optik terkenal lebih menjamin. Namun sangat sayang kalau karena QC ini, layanan yang diberikan menjadi semakin lama. Seharusnya untuk optik sekelas Melawai, Seis, atau Tunggal, mereka sudah bisa menemukan cara supaya lead time servis lebih cepat dengan tanpa mengabaikan QC yang tinggi.